Sabtu, 01 Desember 2012

The Print is Dead?

Sebelum memasuki era tahun 2000an mungkin kita masih sering menemukan beberapa kurir koran sedang mengantarkan koran kepada pelanggannya dari rumah ke rumah, mungkin kita juga sering melihat anggota keluarga kita atau orang sekitar sedang membaca koran. Tapi, pada masa sekarang ini pemandangan seperti itu semakin lama semakin hilang, mungkin hanya beberapa yang masih memiliki kebiasaan tersebut. Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, diikuti juga dengan seabrek gadget dengan teknologi yang sekarang ini sudah menjadi santapan kita sehari – hari. Blackberry, Android dan I-Phone. Ketiga nama tersebut pasti sudah tidak asing, belum lagi ditambah Tab dan I-Pad. Tidak cukup sampai disitu, untuk lebih ‘memanjakan’ penggunanya media sosial ikut berlomba – lomba untuk menghubungkan kita dengan dunia luar. Belum lagi aplikasi – aplikasi lain yang mungkin sekarang ini sedang dirancang.


Teknologi ini telah berhasil membuat kita terlena karenanya. Jika dulu yang kita temukan adalah beberapa orang sedang membaca korannya, sekarang yang pastinya sering kita lihat adalah orang dengan gadgetnya, yang seakan sudah ‘nempel’ di tangannya. Kehadiran wi-fi dimana – mana mungkin menjadi salah satu alasan orang bisa ‘autis’ dengan gadgetnya.

Semua orang butuh informasi, tidak bisa dipungkiri memang kehadiran teknologi ini memiliki fungsi utama memudahkan kita mendapatkan informasi dimanapun dan kapanpun. Dan mungkin alasan inilah kenapa banyak orang – orang yang mencari berita kebanyakan sudah beralih dari media cetak. 



Media cetak pun sekarang banyak melakukan konvergensi media. Seperti kompas.com, detik.com yang seakan tidak mau ketinggalan dengan fenomena teknologi yang ada sekarang ini. Masing – masing media berlomba menyampaikan informasi secara cepat dan penggunanya berlomba mendapatkan informasi yang cepat lewat akses teknologi.

Media online sekarang ini memang mengungguli media cetak. Terutama dari segi kecepatan. Media online bisa langsung mengupload konten berita yang baru saja mereka dapat pada hari itu juga. Berbeda dengan media cetak yang harus melewati tahap – tahap mulai dari mendapatkan berita – mengedit – mencetak. Belum lagi pendistribusian media cetak yang masih melalui tangan penjual koran atau kurir. Berbeda dengan media online yang langsung dapat diakses dari gadget masing – masing.

Di samping itu, alasan penggunaan media cetak yang terkesan ribet. Karena masih menggunakan kertas dengan ukuran yang cukup lebar, yang kurang efektif jika dibaca di tempat umum seperti ketika sedang antri busway. Tentu saja hal itu menambah alasan masyarakat ‘lari’ ke media online yang lebih simple.

Yang menurut saya menjadi salah satu andalan dan disukai oleh masyarakat dari media online adalah adanya feed back atau respon langsung yang diberikan masyarakat kepada berita yang diturunkan lewat media online. Dengan disediakannya kolom komentar yang disediakan oleh media online itu sendiri. Belum lagi media online yang ikut – ikutan membuat akun di jejaring sosial. Hal itu membuat seakan media online lebih terbuka dibandingkan media cetak.

Masyarakat juga sekarang ini menjadi lebih aktif dengan kejadian yang ada. Dengan memposting hal – hal atau kejadian yang terjadi di sekitar mereka lewat jejaring sosial atau status BBM.  Secara tidak langsung membuat mereka menjadi “wartawan dadakan” atau citizen journalism.

Dari semua alasan di atas, kemungkinan suatu saat nanti “The Print is Really Dead” itu benar terjadi.  Karena zaman berkembang , demikian juga teknologi yang sering memberi kejutan kepada penggunanya. Dibandingkan dengan media cetak yang masih ‘jalan di tempat’ . menurut  http://finance.groups.yahoo.com/group/media-sulawesi/message/596 jumlah pembaca media cetak menurun sebaliknya, pengguna internet naik. Hal itu terlihat jelas dan kontras dalam kehidupan kita sehari – hari sekarang ini.

Saya pernah mendengar bahwa New York Times salah satu surat kabar terbesar ini akan beralih sepenuhnya ke online newspaper. Tidak menutup kemungkinan bahwa keberadaan media cetak yang lain pun akan ikut beralih. Menurut saya agak sulit media cetak bisa menyaingi keberadaan media online yang semakin merajalela.  Dan fenomena seperti ini harus kita hadapi dengan sikap terbuka dan positif. Seperti telah saya singgung bahwa keberadaan media online membuat masyarakat lebih aktif dan punya media untuk menyampaikan hak mereka berkomentar menanggapi berita atau isu yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar